. Faktor Penghambat Hypnoterapis Membimbing Klien Masuk ke Kondisi Deep Hypnosis atau Profound Somnambulism ~ HYPNOSIS SHOT-INDONESIA Chapter MALAYSIA

HYPNOSIS SHOT-INDONESIA

Ribuan Orang Telah Merasakan Manfaat dari Spiritual HypnOtivation Therapy (SHOT)-Indonesia. Metode Ini Terus Dikembangkan oleh Dr. Gumilar, S.Pd.,MM dan Para Pakar Dalam Rangka Mengoptimalisasikan Potensi Diri, Guna Berpartisifasi Aktif terhadap Pembangunan Masa Depan Generasi Bangsa Menuju Generasi yang Cerdas Dalam Berkarya Taqwa Dalam Beribadah. Saat ini Dapat Dinikmati di Negara Malaysia: "Hypnosis SHOT-Indonesia Chapter Malaysia. Telp/Hp. +6281323230058

Sabtu, 27 Ogos 2011

Faktor Penghambat Hypnoterapis Membimbing Klien Masuk ke Kondisi Deep Hypnosis atau Profound Somnambulism

Hypnosis SHOT-Indonesia:
“Faktor Penghambat Hypnoterapis Membimbing Klien
Masuk ke Kondisi Deep Hypnosis atau Profound Somnambulism”
Oleh:

Berikut adalah faktor penghambat hypnoterapis/operator  membimbing klien masuk ke kondisi deep hypnosis atau profound sommambulism diuraikan sebagai berikut:
  1. Banyak operator yang berpikir bahwa hypnosis adalah sesuatu yang mereka lakukan terhadap subjek hypnosis, subjek masuk kondisi hypnosis karena hasil kerja si operator. Pemahaman ini kurang tepat. Yang benar adalah subjek masuk kondisi hipnosis karena subjek mau. Jadi, langkah awal adalah si subjek harus bersedia untuk dihipnosis.
  2. Operator harus bisa menghilangkan perasaan takut ataupun misspersepsi subjek terhadap hypnosis. Ini faktor yang sangat-sangat penting. Karena pencapaian kedalaman hipnosis berbanding terbalik dengan intensitas perasaan takut.Dengan kata lain, bila subjek sangat takut maka ia tidak akan bisa dihipnosis. Bila takutnya sedikit maka ia bisa masuk lebih dalam lagi. Jika sama sekali tidak ada rasa takut maka subjek bisa masuk dengan sangat mudah ke level hipnosis yang sangat dalam.Setelah klien tidak takut dan bersedia dihipnosis maka langkah selanjutnya adalah operator harus bisa mengembangkan imajinasi dan menciptakan pengharapan mental pada diri subjek.
  3. Banyak orang mempunyai pemahaman yang kurang tepat, jika tidak mau dikatakan salah, mengenai hypnosis. Banyak orang berpikir bahwa untuk bisa masuk ke kondisi hypnosis maka secara fisik subjek harus rileks. Dengan demikian, jika subjek mau dibawa ke kondisi hypnosis yang sangat dalam maka ia harus sangat-sangat rileks. Dengan kata lain, level relaksasi berbanding lurus dengan level kedalaman hypnosis. Pemahaman ini, sekali lagi, kurang tepat. Benar, salah satu ciri orang yang berada dalam kondisi hypnosis adalah tubuhnya tampak rileks. Namun tubuh yang rileks tidak berarti orang dalam kondisi hipnosis.Definisi hipnosis yang saat ini paling banyak digunakan dan diterima adalah definisi yang dilansir oleh U.S. Dept. of Education, Human Services Division, yaitu “Hypnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed by the establishment of acceptable selective thinking” atau “hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti”. Bila dicermati dengan saksama maka dari definisi di atas tampak jelas bahwa hypnosis sama sekali tidak ada hubungannya dengan kondisi rileks, rileks secara fisik. Untuk bisa dikatakan sebagai kondisi hipnosis, menurut definisi di atas, maka ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, penembusan faktor kritis, dan kedua, diterimanya suatu sugesti oleh pikiran bawah sadar.
  4. Yang membuat seseorang sulit masuk ke kondisi hypnosis yang dalam adalah karena operator salah memilih teknik.  Ada sangat banyak teknik untuk menembus faktor kritis pikiran sadar. Namun secara umum, ada 6 (enam) teknik dasar yang biasa digunakan. Dari enam teknik dasar ini selanjutnya berkembang menjadi sangat banyak teknik. Satu teknik yang paling umum dan paling banyak digunakan adalah progressive relaxation. Teknik ini paling banyak digunakan karena paling mudah dan paling “aman” untuk operator.  Nama yang benar adalah fractional relaxation. Usahakan untuk tidak menggunakan teknik ini. Gunakan teknik lain yang lebih efektif. Progressive relaxation tidak cocok untuk orang analitis, kritis, pemikir, melankolis, pengacara, pimpinan perusahaan, atau orang yang berada pada level otoritas tinggi.
  5. Semantik atau pilihan kata. Banyak operator menggunakan kata yang mengandung makna si operator lah yang mencipta kondisi hipnosis pada diri subjek. Contohnya seperti ini, “Sekarang anda merasa diri anda semakin rileks dan lebih rileks lagi” atau “Sekarang anda menjadi 10 kali lebih rileks”. Ini adalah perintah yang belum tentu akan dijalankan oleh subjek. Yang lebih tepat adalah dengan menggunakan kalimat yang lebih permisif, persuasif, dan bersifat himbauan.
Jika lima faktor di atas diperhatikan dengan sungguh-sungguh maka siapapun bisa dibimbing masuk ke kondisi hipnosis yang sangat dalam, dengan sangat mudah dan cepat. Selamat mencoba (gmlr)****