. Bahasa Sugestif ~ HYPNOSIS SHOT-INDONESIA Chapter MALAYSIA

HYPNOSIS SHOT-INDONESIA

Ribuan Orang Telah Merasakan Manfaat dari Spiritual HypnOtivation Therapy (SHOT)-Indonesia. Metode Ini Terus Dikembangkan oleh Dr. Gumilar, S.Pd.,MM dan Para Pakar Dalam Rangka Mengoptimalisasikan Potensi Diri, Guna Berpartisifasi Aktif terhadap Pembangunan Masa Depan Generasi Bangsa Menuju Generasi yang Cerdas Dalam Berkarya Taqwa Dalam Beribadah. Saat ini Dapat Dinikmati di Negara Malaysia: "Hypnosis SHOT-Indonesia Chapter Malaysia. Telp/Hp. +6281323230058

Rabu, 16 November 2011

Bahasa Sugestif

Di dunia ini orang-orang yang memiliki gol atau memiliki masalah seringkali melakukan teknik yang namanya affirmation. Yakni berdiri di depan kaca, dan mengucapkan kata-kata berulang kali untuk menyemangati diri sendiri. Misalnya, “Saya orang success, hidup saya sangat berarti”.

Mengapa mereka melakukan hal itu? Karena, fikiran sedar atau otak kirinya sudah tidak mampu memecahkan persoalannya sendiri, sehingga ia berusaha melakukan sugesti dengan cara seperti itu. Tapi apakah cara seperti itu akan berhasil? Mungkin ya, namun peluangnya kecil sekali. Karena saat mereka melakukan affirmation itu, fikirannya sendiri akan membangkang atas apa yang dikatakannya. Mulutnya mengatakan “Saya success”, namun fikirannya mengatakan “Apa iya, sepertinya susah la…”.

Fenomena sabotage diri ini sebenarnya tidak akan terjadi apabila orang itu tahu cara melakukan affirmation dengan benar. Saat seseorang melakukan affirmation di depan kaca yang terjadi adalah ia dalam keadaan “sedar”, artinya otak kiri lebih berperan dari otak kanan. Nah, dalam keadaan ini otak kiri sesuai tugasnya akan melakukan “screening” atas informasi yang masuk ke otak. Ia akan menganalisa, menggunakan data dan logika sesuai fungsinya. Jadi, otak kiri adalah bagian otak yang berfungsi apabila kondisi kita sedang sedar.

Berbeza halnya dengan otak kanan. Otak kanan terutama akan aktif jika manusia sedang rileks. Semakin ia rileks semakin otak kanan bisa bekerja dengan baik. Otak kanan tidak memiliki fungsi analitis, ia lebih berfungsi secara kreatif dan mudah disugesti. Dari sini kita tahu bahwa sugesti akan lancar apabila kita menggunakan otak kanan, bukan otak kiri. Pertanyaannya bagaimana cara menggunakan otak kanan?

Ada dua jawaban. Yang pertama adalah, lakukan affirmation pada keadaan rileks, sehingga otak kiri tidak terlalu aktif. Lakukan saat mengantuk sebelum tidur atau setelah bangun tidur, atau lakukan rileksasi dulu secara sengaja. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan bahasa-bahasa sugestif, yakni bahasa yang punya kekuatan sugesti karena kemampuannya untuk langsung menembus otak kanan tanpa terlalu di fikirkan otak kiri.

Bahasa sugestif biasanya menggunakan bahasa yang mengandung kekuatan presupposition hypnotic, yakni assumption yang terselubung (dengan sengaja) dan keberadaan assumption tidak dapat dikenali oleh alam sadar/otak kiri secara alamiah. Menariknya bahasa hypnotic ini tidak saja dapat dipakai pada diri sendiri, namun juga dapat dipakai pada orang lain.

Perlu dicatat di sini, bahwa hypnotis/hypnosis bukanlah ilmu gaib. Hypnotis adalah ilmu komunikasi menggunakan kalimat tertentu, didukung dengan intonasi tertentu dan bahasa tubuh yang sesuai. Di masyarakat dewasa ini, kata hypnotis mengandung makna negatif, yaitu dianggap sebuah ilmu yang menggunakan kekuatan gaib atau mahluk halus. Jelas ini salah pengertian.

Ada banyak cara meng-access efek hypnotis ini. Selain berbagai teknik induksi klasik (memakai bandul, teknik shock, teknik interupsi pola, teknik fokus, dll), ada juga yang menggunakan pola-pola bahasa tertentu. Hypnotis/hypnosis yang menggunakan pola bahasa dikenal sebagai pendekatan modern dan disebut aliran Ericksonian, atau dalam terminologi NLP disebut Milton Model. Yakni model bahasa hypnotic yang dikembangkan oleh orang bernama Milton Erickson.

Perbezaan pada dasarnya adalah, teknik induksi klasik menempatkan subject pada keadaan lemah (tidak berdaya, kalah power) karena cara yang dipakai adalah direct dan autoritarian. Sebaliknya teknik Ericksonian menggunakan pendekatan indirect dan permisif , yakni memberikan kebebasan bagi subject untuk bereaksi terhadap kata-kata sang hypnotis.

Pendekatan Ericksonian saat ini lebih populer, karena bisa dipakai di luar keadaan therapy. Artinya, karena cara nya yang halus dan menggunakan bahasa, maka prosesnya dapat dilakukan tanpa disedari oleh subject. Sekalipun untuk mencapai tahapan ini kita harus sangat menguasai pola-pola bahasa linguistik yang level lanjut.

Secara sederhana, ada dua pendekatan teknik Eriksonian. Pertama menggunakan pola bahasa tertentu sehingga alam sedar/fikiran sedar terlalu “sibuk” atau “menjadi bingung”. Pada saat yang sama sang penghypnotis mengatakan kalimat tertentu yang akan langsung menembus bawah sadar.

Cara kedua adalah, mengatakan pola bahasa tertentu yang keberadaannya memang tidak diketahui oleh fikiran sadar. Inilah yang di depan tadi disebut sebagai bahasa yang mengandung kekuatan presupposition hypnotic, yakni penggunaan assumption yang terselubung (dengan sengaja) dan keberadaan assumption nya tidak dapat dikenali oleh alam sedar/otak kiri secara alamiah.

Dari dua cara diatas, akan banyak diturunkan berbagai teknik hypnosis berbasis pola kata. Dalam bahasa awam cara ini juga disebut ilmu sugesti, atau sugestologi. Apa manfaatnya hal ini dalam advokasi?

Sudah diketahui bersama, tidak semua dagangan yang bagus di dunia ini akan langsung laku. Diperlukan teknik pemasaran yang sama bagus-nya dengan kualitas dagangan kita. Tidak semua isu advokasi yang bagus menurut kita, akan terlihat/terasa/terdengar bagus bagi stakeholder . Kemampuan kita membingkai dagangan akan menjadi skil yang berguna untuk suksesnya sebuah advokasi.

Sumber:E-Book

By Abu Bakar Bin Ahmad Mansor
(S.Kom.I, CH, CHt, C.SHOT, CT, MNLP Parctitioner)